Seorang tukang becak yang dipercayai tidak memiliki latar belakang pendidikan yang mumpuni, berhasil mengelabui teller bank swasta dan menguras uang rekening orang lain sebesar Rp345 juta. Kejadian ini menggemparkan publik dan menunjukkan betapa pentingnya keamanan data nasabah di era digital saat ini.
Menurut laporan, kejadian ini pencurian oleh tukang becak terjadi di Bank Central Asia (BCA) dan telah ditangani oleh pihak berwenang. Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn mengatakan bahwa kasus ini saat ini sedang dalam proses persidangan di Pengadilan.
Hera menegaskan bahwa keamanan data nasabah merupakan prioritas utama bagi BCA dan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, BCA menyarankan agar nasabah senantiasa mengamankan data tersebut dengan baik untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan atau penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Pihak BCA juga mengingatkan kepada nasabah untuk TIDAK MEMBERIKAN DATA YANG BERSIFAT RAHASIA kepada pihak manapun, termasuk kerabat atau orang terdekat, apalagi tukang becak tak dikenal. Data-data ini meliputi Personal Identification Number (PIN), One Time Password (OTP), Password, Response Key, Card Verification Code (CVC) atau Card Verification Value (CVV).
Walaupun kejadian ini mengejutkan, BCA menegaskan bahwa mereka senantiasa berkomitmen untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah dan terus meningkatkan kualitas keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi. Ini juga menjadi pelajaran penting bagi nasabah untuk selalu waspada dan menjaga keamanan data pribadi mereka. Pelaku yang merupakan tukang becak telah ditangkap dan diamankan oleh pihak kepolisian.