PT Dirgantara Indonesia (PTDI) telah menjalin kemitraan strategis dengan Vela Aero untuk mewujudkan visi masa depan mobilitas udara yang inovatif. Melalui kolaborasi ini, mereka merancang sebuah taksi terbang revolusioner yang diberi nama Vela Alpha, yang diharapkan dapat mengatasi masalah kemacetan yang melanda kota-kota besar.
Menurut Humas PTDI, Anissa Carolina kerjasama dengan Vela Aero ini melibatkan kontribusi dari kedua belah pihak dalam berbagai aspek, termasuk perencanaan engineering dan proses produksi. “Kami sangat antusias untuk bersama-sama menggarap proyek ini, dengan harapan dapat meresmikan operasionalnya pada tahun 2028,” ujar Anissa.
Langkah awal dalam pengembangan taksi terbang ini telah dilakukan, dengan proses pra-aplikasi sertifikasi bersama Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub. PTDI telah mengajukan uji laik terbang kepada Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kemenhub, sebagai bagian dari persiapan menuju peluncuran.
Vela Aero adalah sebuah perusahaan startup yang berbasis di Bandung, Jawa Barat, telah mengumpulkan tim yang terdiri dari lebih dari 40 insinyur ahli dalam bidang kedirgantaraan. Mereka memiliki visi untuk menjadi pelopor dalam menghadirkan solusi mobilitas udara lanjut (advanced air mobility) di Indonesia.
Dalam upaya mencapai visi tersebut, Vela Aero telah menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan besar, termasuk PT Garuda Indonesia Tbk, Toyota, Airbus, dan Rolls Royce, serta PT Len Industri (Persero). Kolaborasi ini memberikan dukungan yang kuat dalam pengembangan teknologi dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk proyek taksi terbang Vela Alpha.
Vela Alpha sendiri memiliki desain yang inovatif, dengan dimensi yang memungkinkannya untuk beroperasi secara efisien di tengah kota-kota padat. Dengan panjang 10,8 meter, rentang sayap 13,1 meter, dan tinggi 4,2 meter, taksi ini mampu mengangkut satu pilot dan empat penumpang dengan muatan maksimum 456 kilogram.
Ditenagai oleh sistem propulsi full electric berdaya 216 kWh atau hybrid powered berdaya 71 kWh, Vela Alpha memiliki kecepatan maksimum mencapai 250 km per jam. Versi full electric (eVTOL) dapat menjangkau hingga 100 km, sementara versi hybrid (hVTOL) mampu mencapai jarak hingga 500 km.
Salah satu keunggulan taksi terbang ini adalah waktu tempuh yang sangat singkat. Menurut klaim dari pihak Vela Aero, perjalanan dari pusat Jakarta ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, hanya membutuhkan waktu 8 menit, jauh lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan KRL atau mobil.
Dengan proyek taksi terbang Vela Alpha, diharapkan dapat membuka era baru dalam transportasi udara di Indonesia, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan efisiensi perjalanan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kolaborasi antara PTDI dan Vela Aero menjadi tonggak penting dalam memajukan industri kedirgantaraan nasional menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Demikian informasi seputar perusahaan Vela Aero yang bekerja sama dengan PTDI untuk mengembangkan taksi terbang di Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Texas-Directory.Org.