Pembunuhan kritikus dan wartawan asal Arab Saudi Jamal Khashogi yang menggegerkan dunia juga menuai respon dari Indonesia. Presiden Indonesia Joko Widodo meminta untuk dilakukan investigasi secara menyeluruh dan transparan.
Indonesia sebagai salah satu Negara mayoritas muslim terbesar di dunia memang secara terang-terangan mengecam kasus pembunuhan Jamal Khashogi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Al Jubeir di Jakarta sebelum bertemu Presiden Joko Widodo menyebutkan pihaknya yaitu Indonesia sangat prihatin dengan kejadian pembunuhan ini.
Respon yang sama juga disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad mengatakan bahwa tindakan pembunuhan ini merupakan tindakan yang sangat keji dan menyebut bahwa tindakan itu tidak bisa diterima oleh nalar.
Sampai saat ini masih dilakukan pendalaman dan investigasi secara menyeluruh oleh tim gabungan baik dari Arab Saudi maupun Turki.
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menyerukan agar masyarakat internasional mengawasi proses legal pengusutan kasus pembunuhan ini. Memandang skala kasus ini, masyarakat internasional harus ambil bagian untuk menjamin agar para pelakunya dihukum dan pengadilannya bebas dari bias kepentingan nasional Arab Saudi, kata Ketua AJI Abdul Manan kepada harian Jakarta Post hari Minggu (21/10).
Jamal Khashoggi adalah wartawan kawakan dan kolumnis harian Washington Post berasal dari Arab Saudi. Dia dinyatakan hilang setelah mendatangi konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2 Oktober guna mengurus dokumen untuk pernikahannya.
Setelah beberapa hari hilangnya khashogi Pemerintah Saudi awalnya membantah Khashoggi menghilang dan mengatakan dia sudah meninggalkan gedung konsulat dalam keadaan selamat. Tapi polisi Turki bersikeras meyakini bahwa Khashoggi dibunuh oleh tim komando khusus Arab Saudi beranggotakan 15 orang yang dikirim ke Istanbul.
Pada 17 Oktober, sebuah surat kabar Turki memberitakkan Khashoggi disiksa di gedung konsulat Istanbul. Dan diduga keras tubuhnya dimutilasi, saat dia masih hidup. Diperkirakan potongan tubuhnya kemudian dimasukkan ke cairan asam kuat agar cepat hancur.
Setelah lebih dari dua minggu, pemerintah Arab Saudi akhirnya mengakui pada hari Sabtu (20/10) bahwa Khashoggi memang terbunuh di gedung konsulat. Menurut versi Arab Saudi, Khashoggi terlibat pertengkaran fisik ketika diinterogasi dan meninggal. Penjelasan dari Riyadh ini ditolak oleh pemerintah Turki dan banyak negara lain, yang menuntut penyelidikan independen dan transparan.