Era Baru Dimulai: Pengembangan Kendaraan Listrik Jadi Pemantik Kolaborasi Kritis Indonesia-Australia

Pemerintah Indonesia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang strategis dengan Australia dalam rangka pengembangan ekosistem kendaraan listrik (EV). Menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim, Erick Thohir, kesepakatan ini menandai langkah penting dalam kolaborasi antara kedua negara dalam pengembangan kendaraan listrik, melibatkan aspek hulu dan hilir.

Erick Thohir menjelaskan bahwa Indonesia dan Australia memiliki kekayaan sumber daya alam yang dapat dioptimalkan, terutama dalam hal critical minerals. “Kami bersama-sama mencoba mendorong kolaborasi dalam pengembangan critical minerals sebagai langkah hilirisasi industri, terutama nikel dan litium yang menjadi mineral kunci dalam produksi baterai kendaraan listrik,” ujarnya.

Nikel dan litium diidentifikasi sebagai dua mineral utama yang esensial dalam produksi baterai kendaraan listrik. Indonesia telah memperlihatkan perkembangan signifikan dalam hilirisasi industri nikel, dengan tiga pabrik yang telah beroperasi dalam memproduksi bahan dasar prekursor baterai. Di sisi lain, Australia memiliki 24 persen cadangan litium dunia dan menyumbang 43 persen dari ekstraksi litium global pada tahun 2022.

Erick Thohir menekankan bahwa kolaborasi ini memberikan manfaat ganda, di mana Australia dapat memanfaatkan cadangan litiumnya dengan bekerja sama dalam membangun ekosistem baterai kendaraan listrik bersama Indonesia. “Ini bukan hanya tentang memanfaatkan sumber daya alam, tetapi juga tentang membangun aliansi yang tangguh dan berkelanjutan,” tambahnya.

Menteri Erick menyatakan bahwa langkah selanjutnya setelah MoU adalah pembuatan road map yang dapat diimplementasikan di kedua negara. Ini bukan hanya langkah seremonial, melainkan komitmen konkret untuk kemajuan persahabatan dan perkembangan industri di kedua negara.

Erick menyoroti bahwa Indonesia memiliki potensi pasar besar untuk kendaraan listrik, dengan populasi yang mencapai 315 juta orang. Keputusan pemerintah untuk terus mendorong pengembangan EV juga dipengaruhi oleh kondisi polusi udara yang semakin memburuk. “Pengembangan kendaraan listrik bukan hanya sebuah kebutuhan, tetapi juga langkah strategis untuk menjaga lingkungan dan memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat,” tandasnya.

Kesepakatan MoU antara Indonesia dan Australia dalam pengembangan kendaraan listrik membuka pintu menuju era baru kolaborasi strategis, yang diharapkan akan menciptakan dampak positif dalam aspek lingkungan, ekonomi, dan inovasi di kedua negara.

Demikian informasi seputar kerja sama Indonesia dan Australian dalam pengembangan kendaraa listrik. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Texas-directory.org.