Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan produksi beras Indonesia pada periode Januari-April 2025 akan mencapai angka yang sangat signifikan, bahkan diperkirakan menjadi yang tertinggi sejak 2019.
Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta pada Senin (3/3), menyebutkan bahwa pada Januari 2025, produksi beras Indonesia tercatat mencapai 1,24 juta ton, atau meningkat sebesar 42,21 persen dibandingkan bulan yang sama tahun 2024.
Peningkatan ini diperkirakan berlanjut hingga April 2025, dengan total produksi beras mencapai 13,95 juta ton, atau mengalami kenaikan 25,99 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
“Potensi produksi beras sepanjang Januari hingga April 2025 diperkirakan menjadi yang tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, bahkan sejak 2019,” ujar Amalia, yang akrab disapa Winny.
Selain peningkatan jumlah produksi, luas panen padi juga diprediksi mengalami lonjakan signifikan. BPS memperkirakan luas panen padi pada empat bulan pertama 2025 akan mencapai 4,56 juta hektare, meningkat 27,69 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2024.
Dengan bertambahnya luas panen, jumlah gabah kering giling (GKG) yang diproduksi juga diprediksi mencapai 24,22 juta ton, naik 26,02 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Namun, meski produksi beras Indonesia meningkat, harga beras di tingkat penggilingan pada Februari 2025 tercatat turun 0,09 persen dibandingkan bulan sebelumnya, dan juga lebih rendah 10,44 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, harga beras di tingkat grosir dan eceran tercatat mengalami fluktuasi inflasi dan deflasi yang bervariasi. Dengan proyeksi tersebut, Indonesia diperkirakan akan mengalami surplus beras yang cukup besar pada tahun 2025, mendukung ketahanan pangan nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor beras.
Demikian informasi seputar produksi beras Indonesia. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Texas-Directory.Org.