Raksasa e-commerce global, Amazon kembali melakukan pemecatan besar-besaran dengan mem-PHK sekitar 30 ribu karyawan. Keputusan PHK karyawan Amazon diumumkan oleh CEO Amazon, Andy Jassy menjelaskan bahwa teknologi kecerdasan buatan (AI) menjadi salah satu faktor utama yang memungkinkan perusahaan untuk mengurangi jumlah tenaga kerja manusia.
Jassy menyampaikan hal ini melalui sebuah tulisan yang dipublikasikan di blog resmi perusahaan dan dapat diakses oleh seluruh karyawan Amazon.
Pada tahun 2023, Amazon juga telah melakukan pemecatan terhadap 27 ribu orang di berbagai divisi, seperti sumber daya manusia, Amazon Stores, dan Amazon Web Services (AWS).
Jassy saat itu menjelaskan bahwa keputusan tersebut terkait dengan perkiraan memburuknya kondisi ekonomi global. Namun, kali ini alasan PHK lebih berkaitan dengan efisiensi yang dicapai dengan hadirnya AI.
Dampak PHK Karyawan Amazon: AI Menggantikan Banyak Tenaga Kerja
Seiring perkembangan pesat AI, banyak yang khawatir bahwa teknologi ini akan menggantikan pekerjaan manusia dalam skala besar. Para ahli teknologi, khususnya yang bergerak di bidang AI generatif, menilai bahwa ketakutan ini tidak sepenuhnya didasarkan pada penelitian yang substansial.
Meski demikian, pasar tenaga kerja, terutama di sektor teknologi, menunjukkan tanda-tanda ketegangan, terutama bagi tenaga kerja muda.
PHK karyawan Amazon mencerminkan perubahan besar dalam dunia kerja, yang semakin dipengaruhi oleh perkembangan teknologi AI. Meskipun ada kekhawatiran akan dampaknya, tidak semua ahli sepakat bahwa AI akan sepenuhnya menggantikan pekerjaan manusia.
Perusahaan-perusahaan besar seperti Amazon harus terus mengimbangi kemajuan teknologi dengan kebutuhan akan tenaga kerja manusia, mengingat peran penting keduanya dalam mencapai keseimbangan efisiensi dan inovasi.
Demikian informasi seputar kabar PHK karyawan Amazon. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Texas-Directory.Org.
