Menganalisa Investasi di Pulau Kimaam: Tantangan dan Harapan

Bupati Merauke, Romanus Mbaraka menegaskan kembali bahwa investasi di Pulau Kimaam yang meliputi sejumlah distrik tidak ada sama sekali atau sejenisnya. “Daratan di Pulau Kimaam sangat sedikit, lebih banyak rawa. Orang tak mungkin berinvestasi di sini,” jelasnya dalam pertemuan dengan puluhan masyarakat adat dan tokoh masyarakat Marind pada Rabu (25/07) kemarin malam.

Penegasan tak adanya investasi di Pulau Kimaam ini bertujuan untuk menghindari spekulasi berlebihan dari berbagai pihak. Sebagai orang asli Kimaam, Bupati Mbaraka tidak ingin melihat daratan yang terbatas di wilayah tersebut diubah secara drastis.

Namun, rencana lain tetap berjalan. Pelabuhan Wanam di Kampung Wogikel, Distrik Ilwayab, akan dijadikan pelabuhan ekspor-impor yang diambil alih dari China. Nantinya, akan dibangun jalan dari Wanam hingga Asiki di Kabupaten Boven Digoel untuk memudahkan distribusi kelapa sawit.

Kelapa sawit yang ada di sana tidak akan lagi dikirim keluar daerah, melainkan akan diolah di pabrik yang rencananya dibangun di Selat Mariana atau Bian. Produk olahan seperti sabun dan lain-lain dari bahan dasar minyak kelapa sawit akan dihasilkan di sini.

Selain infrastruktur pelabuhan dan jalan, Bupati Mbaraka menekankan bahwa investasi yang sedang didorong saat ini adalah pertanian murni di sejumlah distrik. Dari 63.000 hektar lahan yang dikelola, sebagian besar sebelumnya telah dibuka dan dikelola oleh petani setempat. Namun, pengelolaan lahan ini seringkali tidak rutin dan lahan dibiarkan begitu saja setelah satu atau dua kali penanaman.

“Pemerintah ingin agar lahan milik petani yang potensial ini dikelola lebih serius,” ujar Bupati Mbaraka. Pemerintah berencana mendorong penggunaan mekanisasi peralatan pertanian yang telah mulai didistribusikan oleh Kementerian Pertanian RI.

Dalam skema ini, tanah tetap menjadi milik petani dan tidak akan diambil alih oleh pemerintah. Hasil panen padi dari lahan yang diolah bersama akan diatur dan dibagi secara adil antara pemerintah dan petani.

Meski investasi besar seperti tebu dan kelapa sawit tidak mungkin dilakukan di Pulau Kimaam karena kondisi geografisnya, upaya untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui pertanian murni dan pembangunan infrastruktur tetap menjadi fokus utama.

Pemerintah berharap dengan dukungan dan partisipasi aktif dari masyarakat, investasi di Pulau Kimaam dapat berjalan lancar dan memberikan manfaat bagi seluruh warga.

Demikian informasi seputar kebenaran dari investasi di Pulau Kimaam. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Texas-Directory.Org.