PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dan anak perusahaannya telah meraih kinerja keuangan yang mengesankan pada tahun 2022. Dalam laporan keuangannya, perusahaan ini berhasil meraih laba bersih senilai USD200,4 juta atau setara dengan Rp3,09 triliun, naik 20,87 persen dari tahun sebelumnya. Hasil ini didorong oleh harga nikel yang lebih tinggi pada tahun 2022, di mana harga rata-rata pengiriman nikel dalam matte mencapai USD19.348 per ton, lebih tinggi dari tahun 2021 yang hanya mencapai USD14.309 per ton.
Meskipun harga komoditas meningkat, PT Vale Indonesia masih mampu mempertahankan biaya tunai di kisaran USD11.000 per ton. Grup mencatat penjualan senilai USD1.179,4 juta pada tahun 2022, 24 persen lebih tinggi dari penjualan yang tercatat pada tahun 2021. Namun, beban pokok pendapatan Grup pada tahun 2022 meningkat sebesar 23 persen dari tahun sebelumnya, disebabkan oleh harga bahan bakar dan batu bara yang lebih tinggi.
PT Vale mencatatkan produksi sebesar 60.090 metrik ton nikel dalam matte pada tahun 2022, 8 persen lebih rendah dari produksi tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya proyek pembangunan kembali tanur 4 yang sedang dilakukan. Namun, PT Vale optimis dapat mencapai volume produksi yang lebih tinggi pada tahun 2023 setelah proyek tersebut selesai.
Dalam menghadapi kenaikan harga batu bara yang cukup tajam, PT Vale Indonesia telah memutuskan untuk menggunakan High Sulfur Fuel Oil (HSFO) sebagai sumber energi dioperasi sejak September 2022. Meskipun demikian, konsumsi diesel pada tahun 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2021.
PT Vale mengeluarkan sekitar USD218,8 juta untuk belanja modal pada tahun 2022, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD80,7 juta. Pengeluaran utama adalah untuk proyek pembangunan kembali tanur 4. Dalam keterangannya, CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Febriany Eddy mengatakan bahwa harga yang lebih tinggi membawa dampak positif bagi kinerja keuangan perusahaan.
Namun, perusahaan akan senantiasa berhati-hati mengontrol pengeluaran untuk menjaga ketersediaan kas. Perusahaan juga akan terus berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya operasi.