Otoritas Jasa Keuangan merespons tingginya kredit nganggur di Bank yang nilainya menembus Rp2.500 triliun per November 2025. Angka tersebut mencerminkan fasilitas kredit yang telah disetujui perbankan, namun belum dicairkan atau dikenal sebagai undisbursed loan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menjelaskan, besarnya kredit nganggur menunjukkan masih tersedia ruang penarikan kredit di masa depan. Kondisi tersebut dinilai dapat dimanfaatkan dunia usaha untuk melakukan ekspansi ketika situasi ekonomi dan kepercayaan pelaku usaha membaik.
Menurut Dian, keberadaan komitmen kredit yang besar membuka potensi peningkatan realisasi pembiayaan. Jika kondisi ekonomi membaik, pencairan kredit diperkirakan akan meningkat dan memberikan dorongan langsung terhadap sektor riil.
OJK memandang perbankan nasional masih memiliki kapasitas memadai untuk mendukung pembiayaan produktif.
Meski demikian, OJK memperkirakan kredit nganggur di Bank akan mengalami moderasi seiring penyesuaian strategi bisnis perbankan. Bank diharapkan lebih selektif dalam menyalurkan kredit dengan tetap memperhatikan manajemen risiko dan arah kebijakan ekonomi nasional.
Kredit Nganggur di Bank Tinggi, Ini Penjelasan OJK dan BI
Pemulihan aktivitas ekonomi di sejumlah sektor juga menjadi faktor pendukung. Dian menyebut, sinergi kebijakan fiskal dan moneter berpotensi meningkatkan efek pengganda terhadap konsumsi rumah tangga dan investasi dunia usaha.
Selain itu, transmisi kebijakan moneter yang semakin baik dan tren penurunan suku bunga pinjaman dapat mendorong permintaan kredit.
Data Bank Indonesia memperkuat gambaran tersebut. BI mencatat undisbursed loan pada November 2025 mencapai Rp2.509,4 triliun atau sekitar 23,18 persen dari total plafon kredit yang tersedia. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan permintaan kredit saat ini masih belum kuat.
Ia menjelaskan, pelaku usaha cenderung bersikap menunggu, mengoptimalkan pembiayaan internal, serta merespons penurunan suku bunga kredit yang masih berlangsung secara bertahap.
Meski begitu, indikator ekonomi mulai menunjukkan perbaikan, tercermin dari PMI Manufaktur Indonesia November 2025 yang berada di level ekspansif 53,50.
OJK menegaskan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah dan anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Kredit Nganggur di Bank yang mencapai Rp2.500 triliun mencerminkan tantangan sekaligus peluang. Dengan perbaikan ekonomi dan kebijakan yang tepat, kredit berpotensi mengalir ke sektor produktif dan mendorong pertumbuhan.
Demikian informasi seputar kredit nganggur di Bank. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Texas-Directory.Org.
